News Update :

[Inspirasi Luar Biasa] Wakil Rakyat Ini Mundur Karena Malu

Jumat, 22 Februari 2013







Baru-baru ini publik disuguhi berita Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mundur dari keanggotaannya di DPR dengan alasan ingin lebih berkonsentrasi pada urusan partai. Namun pantas diduga alasan sebenarnya karena habis ketahuan bolos sidang tapi tetap menandatangani daftar hadir. Oleh karena pengunduran dirinya dilakukan tepat sehari setelah heboh berita yang bersangkutan bolos sidang. Huwaahhhhh malu-maluin ajah..

Hampir bersamaan dengan mundurnya wakil rakyat di tingkat nasional itu, pada medio Februari 2013, di lembaga perwakilan rakyat tingkat kabupaten, tepatnya di DPRD Boyolali, Jawa Tengah, terjadi peristiwa serupa. Seorang wakil rakyat mengundurkan diri. Dia adalah Thontowi Jauhari. Hanya bedanya, bila Ibas mundur karena malu-maluin, maka Thonwowi mundur karena malu.

Thontowi mengatakan, tidak layak menjadi wakil rakyat, karena lembaga terhormat di mana dia menjadi bagiannya, tak lebih dari lembaga formalitas, alias tukang stempel belaka. Sementara pengambil keputusan dan kebijakan yang sebenarnya adalah invisible hand-invisible hand yang ada di luar Gedung DPRD.

Thontowi yang juga merupakan saudara kandung salah satu kompasianer Solo, Sholahuddin Muzayin, seperti diberitakan di berbagai media lokal mengaku bersyukur, akhirnya mempunyai keberanian untuk mundur. Dengan demikian dia melepaskan diri dari beban moral selama ini karena walaupun secara de jure dia merupakan wakil rakyat, namun secara de facto tidak menjalankan fungsi mewakili rakyat. Bahkan dia juga mengungkap, sebenarnya bukan hanya DPRD. Lebih dari itu bupati, anggota Baperjakat, kepala dinas dan lain sebagainya juga hanya formalitas. Sedangkan pembuat kebijakan strategis yang sebenarnya ada di luar birokrasi.

Dia memutuskan mundur setelah mencoba melawan itu semua. Namuan Thontowi hanya seorang dirinya. PAN, partai darimana dia berasal, sudah berkoalisi dengan partai yang berkuasa. Dia pun tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Sesungguhnya, mundurnya wakial rakyat seperti Thontowi merupakan kerugian besar bagi rakyat Boyolali, dan juga bagi PAN daerah itu. Rekam jejak Thontowi selama menjabat wakil rakyat bagus. Kekritisannya tak diragukan lagi. Thontowi pernah menjabat wakil rakyat di DPRD Jateng periode 2004-2009. Namun setelah itu tak mencalonkan diri lagi di tingkat yang sama atau naik ke DPR RI, malah turun ke tingkat kabupaten.

Sebenarnya di manapun Thontowi berada, dia konsisten menyuarakan aspirasi rakyat. Di sela tugas sebagai anggota DPRD, dia masih rajin menulis artikel untuk media massa. Dan kemundurannya dari jabatan sebagai anggota Dewan tentu bisa dikatakan sangat berani, karena mempertaruhkan karir politik. Otomatis dia juga tak berhak lagi menerima berbagai fasilitas, gelimang harta dan gaji gede yang wajar diterima seorang wakil rakyat. Ya, kemarin dia adalah wakil rakyat yang terhormat. Sekarang dia rakyat jelata, bukan siapa-siapa.

Itu semua menjadi pilihan seorang Thontowi Jauhari. Dia memilih mundur daripada menggadaikan diri dan sikap kritisnya hanya demi menikmati kemuliaan sesaat seperti prestis di hadapan masyarakat, formalitas kekuasaan, juga gaji yang tak besar-besar amat itu.

Akhirnya, saya mengucapkan “SELAMAT” kepada mas Thontowi Jauhari.
Perjuangan untuk rakyat belum berakhir, Mas Towi!
Perjuangan sebenarnya justru baru dimulai dengan babak baru!
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Situs Motivasi dan Inspirasi 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.